Arti kata
“Mengidentifikasi” adalah berawal dari kata identifikasi ialah 1 tanda kenal
diri; bukti diri 2 penentu atau penetapan identitas seseorang; sehingga jika di
tambahkan awalan meng-, maka artinya menjadi menentukan atau menetapkan
identitas (orang,benda,dsb), sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jadi, arti
dari tugas tersebut adalah menentukan atau menetapkan nilai-nilai luhur
pancasila yang hidup dan berkembang dalam kehidupan kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Majapahit.
1.
Nilai-nilai
Pancasila Pada Masa Kerajaan Sriwijaya
Nilai-nilai yang
terkandung pada Pancasila sebenarnya sudah dapat terlihat dari masa
kerajaan-kerajaan lama. Menurut Muhammad Yamin berdirinya Negara kebangsaan
Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan
warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
Masa
kerajaan Indonesia dimulai dari berdirinya kerajaan Hindu tertua di Indonesia
yaitu kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) pada tahun 400 Masehi. Di Kutai
terdapat peninggalan berupa tujuh buah yupa yang memakai huruf Pallawa dan
bahasa Sansekerta. Sekitar tahun 400-500 Masehi berdiri kerajaan Hindu lainnya
yaitu kerajaan Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman. Dua kerajaan diatas
sudah membuktikan paling tidak ada nilai luhur dari Pancasila yang sudah
ada di masa kerajaan yaitu sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
Selanjutnya
pada abad ke-7 berdiri kerajaan Budha pertama di Indonesia yaitu kerajaan
Sriwijaya yang terletak di Sumatera. Kerajaan ini menggunakan bahasa Melayu
Kuno dan huruf Pallawa. Kerajaan Sriwijaya juga merupakan kerajaan maritim yang
kuat yaitu kerajaan yang mengandalkan jalur perhubungan laut. Wilayah kerajaan
Sriwijaya sangat luas, hamper meliputi seluruh nusantara, bahkan sampai
Srilangka, Semenanjung Malaya,dan kepulauan sekitarnya. Pemerintahan sudah
teratur dibawah datu. Muh. Yamin mengatakan kerajaan Sriwijaya adalah Negara
kesatuan pertama dengan dasar kedatuan. Sistem perdagangan telah diatur dengan
baik, dimana pegawai raja mengumpulkan hasil-hasil rakyat sehingga rakyat lebih
mudah dalam pemasarannya. Selain perdagangan sistem pemerintahan di kerjaan
Sriwijaya juga terdapat pegawai pajak, rohaniawan yang menjadi pengawas teknis
dari gedung-gedung dan patung-patung suci, sehingga membuat kerajaan dapat
menjalankan kerajaannya dengan nilai-nilai Ketuhanan. Ini juga merupakan bukti
bahwa sejak nenek moyang kita terdapat nilai-nilai luhur dari Ketuhanan Yang
Maha Esa tersebut. Selain adanya patung-patung suci atau rohaniawan yang
menunjukan nilai luhur dari Pancasila terdapat bukti yang lainnya yaitu
didirikan Universitas Agama Budha yang sudah dikenal di Asia Pasifik. Pelajar
dari Universitas ini bisa melanjutkan studinya ke India, selain itu banyak
guru-guru tamu yang mengajar di Universitas ini, seperti Dharmakitri. Cita-cita
kesejahteraan bersama dalam suatu negara telah tercermin dalam perkataan
“marvuat vannua Criwijaya ssiddhayatra subhiksa” yang berarti suatu cita-cita
Negara yang adil dan makmur.
Secara
keseluruhan di Sriwijaya terdapat nilai-nilai luhur dari Pancasila, yaitu
Ke-Tuhan-an, Kemanusiaan, Persatuan, Tata pemerintahan atas dasar musyawarah
dan keadilan sosial telah terdapat sebagai nilai-nilai yang telah ada di bangsa
Indonesia pada saat itu akan tetapi belum dirumuskan secara kongkrit. Dokumen
yang dapat membuktikan hal tersebut ialah Prasasti-prasasti di Telaga Batu,
Kedukan Bukit, Karang Brahi, Talang Tuo, Kota Kapur. Jadi hal-hal yang
menunujukan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak masa kerajaan Sriwijaya
secara keseluruhan, antara lain sebagai berikut :
a) Nilai
sila pertama, terlihat dari adanya umat agama Budha dan umat agama Hindu yang hidup berdampingan secara damai. Selain
itu juga adanya pusat kegiatan rohani dan para rohaniawan itu sendiri.
b) Nilai
sila kedua, terlihat dari terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India
(Dinasti Harsha), Pengiriman para pemuda untuk belajar di India, Tumbuhnya
nilai-nilai politik luar negeri yang bebas aktif, adanya sistem pemerintahan
yang bisa membuat suatu keadilan bagi semua manusia.
c) Nilai
sila ketiga, terlihat dalam bentuk kerajaan Sriwijaya yang sering disebut
kerajaan Maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep negara kepulauan sesuai
dengan konsepsi Wawasan nusantara, Pemerintahan sudah teratur dibawah datu. Muh.
Yamin mengatakan kerajaan Sriwijaya adalah Negara kesatuan pertama dengan dasar
kedatuan.
d) Nilai
sila keempat, terlihat dari kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang
sangat luas, meliputi Indonesia sekarang, Siam, Semenanjung Malaya.
e)
Nilai sila kelima, terlihat dari
kerajaan Sriwijaya yang menjadi pusat pelayanan dan perdagangan, sehingga
kehidupan rakyatnya menjadi makmur sejahtera. Adanya sistem perdagangan yang
membuat rakyat-rakyat bisa menjual dagangannya. Adanya sistem pemerintahan
yaitu sistem pajak yang membuat suatu keadilan di kerajaan tersebut.
2. Nilai-nilai Pancasila Pada Masa
Kerajaan Majapahit
Sebelum Kerajaan
Majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara
silih berganti yaitu, Kerajaan Kalingga(abad ke-VII), Sanjaya(abad keVIII),
sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut dibangunnya Candi Borobudur
dan Candi Prambanan.
Agama yang dilaksanakan
pada zaman Kerajaan Majapahit ini adalah Agama Hindu dan Budha yang saling
hidup berdampingan secara damai. Pada masa ini mulai dikenal beberapa istilah
dan nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan Majapahit, yaitu sebagai berikut:
a) Nilai
sila pertama, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan
secara damai. Istilah Pancasila terdapat dalam
bukuNegarakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu Tantular mengarang
buku Sutasoma yang terdapat Sloka persatuan nasional yang berbunyi”Bhineka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua” yang artinya, walaupun berbeda-beda
namun tetap satu jua dan tidak ada agama yang memiliki tujuan berbeda.
b) Nilai
sila kedua, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan Kerajaan
Tiongkok, Ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga menjalin persahabatan
dengan Negara-negara tetangga.
c) Nilai
sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam Sumpah Palapa
yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Menteri-menteri
pada tahun 1331.
d) Nilai
sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan Majapahit yang
menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut Prasasti Kerajaan
Brambang(1329), dalam tata Pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat semacam
penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yng berarti
memberikan nasehat kepada Raja. Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan
masalah bersama.
e) Nilai
sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad yang
ditopang dengan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://mettaadnyana.blogspot.co.id/2014/06/makalah-pancasila-nilai-pancasila-sila.html
https://stmikblogger4.wordpress.com/materi-materi/pancasila-dalam-konteks-sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia/
http://ikadekkariasa.blogspot.co.id/2012_09_01_archive.html
0 komentar:
Posting Komentar